Aksi jual asing membuat saham Astra (ASII) berada di bawah level 5.000

banner 468x60


banner 336x280

Jakarta, CNBC Indonesia – Saham emiten induk Grup Astra, PT Astra International Tbk (ASII), turun ke Rp 5.000/saham untuk pertama kalinya dalam dua tahun lebih.

Mengutip data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham ASII sempat menyentuh titik terendah Rp 4.990/saham pada perdagangan intraday pertama Rabu (24/1/2024). Saham ASII pun tercatat sebagai saham yang paling aktif diperdagangkan di bursa hari ini, dengan total transaksi mencapai Rp 96 miliar pada pukul 11.52 WIB.

Pelemahan tersebut merupakan hari kedelapan berturut-turut sejak terakhir kali saham ASII ditutup di zona hijau pada 12 Januari 2024 yang berakhir di Rp 5.600/saham.

Sebelumnya, pada perdagangan kemarin, saham ASII ambles 1,91% ke Rp 5.125 per saham, menyentuh level terendah dalam hampir 28 bulan. Harga penutupan ini merupakan yang terendah sejak 28 September 2021 atau hampir 28 bulan lalu, saat saham ASII ditutup pada Rp 5.075/saham.

Sedangkan saham ASII terakhir ditutup di bawah Rp 5.000 per saham pada 12 Agustus 2021.

Buruknya kinerja saham ASII juga diperparah dengan banyaknya investor asing yang menjual saham-saham blue chip yang rutin membagikan dividen. Bukan tanpa alasan, sebab pergerakan saham Astra terbebani dengan sejumlah pemberitaan negatif dan skandal global.

Investor asing mencatatkan aksi jual bersih saham ASII senilai Rp 338,48 miliar kemarin. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar di antara seluruh emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penjualan ke luar negeri merupakan tren yang sudah ada sejak lama. Asing sudah menjual Rp 1,74 triliun saham ASII sejak awal tahun, menjadi saham dengan aksi jual paling signifikan di bursa. Sebagai informasi, emiten yang paling banyak dilepas asing pada tahun ini adalah Kalbe Farma dengan penjualan bersih sebesar 471,5 miliar. Rp atau hanya seperempatnya di ASII.

Akibat pelemahan bertahap tersebut, harga saham ASII merosot signifikan. Rasio valuasi perseroan juga turun karena harga sahamnya diperdagangkan hampir sama dengan nilai buku perseroan. (PBV ASII tercatat pada 1.09.)

Selain itu, PER ASII juga mengalami penurunan dengan perdagangan saham hanya sebesar 6,06 kali (PER) laba per saham dasar.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel lain

Astra buka suara akuisisi tambang Peter Sondakh ke ARCI

(fsd/fsd)


Quoted From Many Source

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *